Text
Percepatan Pengendalian Masalah Status Kesehatan Gigi Mulut Melalui Pendekatan Individu dan Kontekstual : Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Epidemiologi dan Biostatistik
Percepatan pengendalian masalah status kesehatan gigi mulut dapat dilakukan melalui pendekatan individu dan kontekstual. Pendekatan individu dilakukan melalui percepatan peningkatan kemampuan menolong diri sendiri untuk berperilaku hidup sehat. Bagi individu yang menderita kelainan sistemik dan penyakit periodontal, perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut harus lebih diintensifkan. Pendekatan kontekstual dilakukan melalui perbaikan kualitas fisik air, khususnya aspek keasamannya, rasio tenaga kesehatan gigi (dokter gigi dan perawat gigi) dengan penduduk, rasio klinik gigi dengan penduduk, anggaran kesehatan per kapita, serta faktor lingkungan lainnya yang sangat berpengaruh pada prevalensi karies gigi. Buku ini merupakan Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Epidemiologi Dan Biostatistik yang disampaikan oleh Indirawati Tjahja Notohartojo. Buku ini menyampaikan bahwa sesuai dengan standardisasi baku status kesehatan gigi mulut oleh WHO yang telah diberlakukan di Indonesia, upaya promotif dan preventif harus lebih diutamakan, khususnya dilakukan untuk mengurangi dampak penyakit sistemik yang bermanifestasi pada rongga mulut. Tantangan yang ada sekarang ini di masa pandemik Covid-19 perilaku hidup bersih dan sehat adalah sebuah keniscayaan yang”masif” harus terus dilakukan. Protokol kesehatan yang diharapkan mampu mencegah Covid 19, dilakukan dengan mengikuti PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) serta mengikuti protokol 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan harus dilakukan setiap saat. Alat pelindung diri (APD) perlu digunakan oleh dokter gigi dan perawat gigi pada saat praktik pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Di samping protokol kesehatan yang harus dilaksanakan (hand hygiene), sangat perlu dijaga kebersihan mulut dan tenggorokan melalui praktik oral and respiratory hygiene, yaitu berkumur sampai dengan tenggorokan. Air garam hangat dapat mengeluarkan bakteri yang terselip di sela-sela gusi atau gigi, mencegah radang gusi, pada gigi yang berlubang, membantu menurunkan jumlah bakteri dalam mulut, menghilangkan sariawan, dan menghilangkan gejala sakit tenggorokan karena alergi. Penggunaan siwak atau sikat gigi konvensional yang terbuat dari akar pohon Salvadora Persica pada masyarakat pedesaan bisa direkomendasikan, tetapi perlu kehati-hatian dalam penggunaannya karena dapat menyebabkan resesi pada gusi. Dengan kombinasi pendekatan individual dan kontekstual, diharapkan status kesehatan gigi mulut di masyarakat akan meningkat lebih cepat daripada sebelumnya.
No other version available