Text
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dan Distress Emosional sebagai Kontributor Hipertensi Perempuan Indonesia: Tinjauan Perspektif Jender
Contrary to the common assumption that pre-menopause women are protected from hypertension by estrogen, blood pressure measurement Riskesdas 2007 showed that the hypertension prevalence of women begin to catch up that of male on the age of 35 years. This article intends to discuss the increasing of hypertension prevalence among women using gender perspective on government policy of family planning program which place women as central target and inequality on social economy
which could lead to emotional distress as risk for early hypertension.
Conducting theoritical review of gender and health, gender and hypertension, risk factor of hypertension. Then performing situational analysis of Indonesian data from 2010 Population Census, 2007 and 2010 Riskesdas report. The next step is to analyse the Indonesian situation from the data using the teoretical perspectives to explain the Indonesian female early hypertension phenomena. In addition to the common risk factors, hormonal contraceptive use and emotional distress could trigger hypertension. The prevalence of hormonal contraceptive use is around 30 – 40% among female 10 – 29 years. Female education and working status as proxy for social economy is relatively lower than male which could lead to emotional distress then hypertension.
Indonesian female hypertension phenomena could be influenced by government policy on family planning program which place women as central target and inequality toward resources for women which lead to emotional distress. Recommendation To conduct regular monitoring on the impact of hormonal contraceptive use and to provide non pharmalogical intervention on hypertension management in addition to the pharmalogical intervention.
ABSTRAK:
Berbeda dengan teori yang menyatakan prevalensi hipertensi perempuan lebih rendah pada usia premenopause karena perlindungan hormon estrogen, hasil pengukuran hipertensi Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi perempuan mulai menyusul lelaki pada usia 35 tahun. Artikel bertujuan membahas peningkatan prevalensi hipertensi perempuan menggunakan sudut pandang jender menekankan pada kebijakan program keluarga berencana yang menempatkan perempuan sebagai target serta ketimpangan sosial ekonomi yang dapat menyebabkan distress emosional berdampak pada kejadian hipertensi dini pada perempuan.
Melakukan kajian teori tentang jender dan kesehatan, jender dan hipertensi, dan faktor risiko hipertensi. Selanjutnya melakukan analisis situasi berdasarkan laporan Riskesdas 2007, 2010 dan Sensus Penduduk (SP) 2010. Kemudian dilakukan analisis situasi berdasarkan data menggunakan perspektif jender untuk menjelaskan kejadian hipertensi dini perempuan Indonesia. Selain faktor risiko utama, kejadian hipertensi dapat dipengaruhi oleh penggunaan kontrasepsi hormonal dan distress emosional. Tiga hingga empat dari sepuluh perempuan Indonesia usia 10 - 29 tahun menggunakan kontrasepsi hormonal. Pendidikan dan status pekerjaan perempuan sebagai proksi keadaan sosial ekonomi lebih rendah dibanding lelaki. Hal ini dapat menyebabkan distres emosional menuju hipertensi.
Fenomena hipertensi perempuan Indonesia dapat disebabkan oleh kebijakan KB pemerintah yang mejadikan perempuan sebagai target utama dan ketimpangan perempuan terhadap akses sumberdaya yang menyebabkan distress emosional. Pemantauan teratur dilakukan terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal dan memberikan intervensi non farmakologis untuk penanganan hipertensi sebagai pelengkap intervensi farmakologi.
No other version available