Text
Kesehatan Ibu dan Bayi yang Melakukan Tradisi Sei dan Gambaran Kesehatan Lingkungan Rumah Bulat (Ume ‘Kbubu) di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Tradisi sei adalah tradisi mengasapkan ibu yang baru melahirkan bersama bayinya selama 40 hari di Nusa Tenggara Timur. Selama 40 hari ibu dan bayinya harus duduk/tidur di atas bara api yang berasal dari pembakaran biomassa (kayu) di dalam Rumah Bulat (Ume ‘Kbubu). Emisi dari pembakaran bahan bakar biomassa dapat mencemari lingkungan rumah dan menimbulkan gangguan kesehatan ibu maupun bayinya.
Tujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi dan kualitas udara Rumah Bulat (Ume ‘Kbubu). Studi dilakukan di Puskesmas Nulle dan Puskesmas Kie Kabupaten TTS, NTT tahun 2009
Penelitian ini menggunakan disain potong lintang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengukuran, dan observasi. Jumlah sampel adalah 189 ibu di Puskesmas Amanuban dan 169 ibu di Kecamatan Kie. Pengukuran kualitas udara dilakukan di lima rumah ibu yang sedang melakukan tradisi sei ketika sedang dilakukan wawancara.
Hasil menunjukkan bahwa proporsi ibu yang mengalami gangguan kesehatan ketika melakukan tradisi sei adalah 37,4%, dan bayi yang mengalami gangguan kesehatan sebesar 43,3%. Beberapa parameter kualitas udara dalam Rumah Bulat, seperti kelembaban, laju ventilasi, pencahayaan, kandungan debu debu/TSP dan NOx telah melampaui batas kadar yang direkomendasikan oleh Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1077/ MENKES/PER/V/2011.
Tingginya proporsi gangguan kesehatan ibu dan bayi kemungkinan disebabkan karena buruknya kualitas udara dalam ruang Ume ‘Kbubu.
Kata kunci: Tradisi sei, bahan bakar biomassa, kualitas udara dalam ruang
No other version available