Text
Perbedaan Keadaan Perineum dan Lama Kala II dengan Posisi Dorsal Recumbent dan Litotomi pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten
Perdarahan jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan post partum setelah atonia uteri. Perdarahan jalan lahir yang terjadi pada hampir persalinan pertama. Posisi ibu dalam persalinan kala II sangatlah penting karena mempunyai dampak terhadap kenyamanan ibu selama persalinan dan lama persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan perineum dengan posisi dorsal kecumbent dan litotomi dan mengetahui lama kala II dengan posisi dorsal recumnebt dan itotomi dan mengetahui lama kala II dengan posisi dorsal recumbent dan litotomi pada ibu bersalin di RS PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan waktu Cross sectional. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik Purposive Sampling. Analisis data dengan menggunakan uji statistik yaitu uji Chi-Square (α 0,05) untuk mengetahui perbedaan keadaan perineum pada posisi dorsal recumbent dan posisi litotomi untuk mengetahui perbedaan lama kala II pada posisi dorsal recumbent dan posisi litotomi pada ibi bersalin di RS PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten dengan menggunakan uji t-test (α 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai x₂ sebesar 2,361 dengan (x2 table 5,991) dan nilai p 0,363 lebih dari 0,05, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna keadaan perineum pada posisi persalinan dorsal recumbent dan posisi litotomi pada persalinan kala II. Hasil didapatkan bahwa nilai t-1, 186 dengan p 0,86 lebih dari 0,05. Hipertesis pada penelitian ini tidak teruji; yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama kala II dengan posisi dorsal recumbent da litotomi. Tidak ada perbedaan keadaan perineum pada posisi dorsal recumbent dan posisi litotomi pada ibu bersalin di RS PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten, namun demikian posisi dorsal recumbent pada persalinan kala II memiliki kecenderungan menyebabkan derajat ruptur perienum yang lebih ringan dibandingakan dengan posisi litotomi. Resiko ruptur perineum yang lebih ringan dibandingkan dengan posisi litotomi. Resiko ruptur perineum dapat dikurangi dengan pemilihan posisi ibu yang tepat pada saat persalinan disertai dengan pengontrolan terutama pada saat janin lahi
No other version available