Text
Upaya Pencegahan Resiko Cidera Tertusuk Jarum Bekas injeksi oleh Para Perawat di Ruang Perawat RS Abdul Moeloek Propinsi Lampung
Resiko penularan penyakit akibat tertusuk jarum bekas injeksi mudah terjadi pada perawat melalui aktifitas pekerjaannya Menurut ANA (American Nurses Association, 1999) antara 600.000 sampai 1 juta kejadian cidera tertusuk jarum jarum beas injeksi terjadi dipelayanan kesehatan. Kejadian tersering karena memasukkan kembali tutup jarum tutup jarum bekas injeksi. Perawat berisiko terjangkitsekurang kurangnya 20 patogen potensial. Dua patogen yang paling banyak adalah Hepatitis dan HIV. Di Indonesia hingga saat ini para perawat banyak yang tidak melaporkan kejadian tertusuk jarum bekas injeksi sehingga terjadi kesulitan untuk menelusuri kejadian penularan penyakit pada para perawat dan membuatan kebijakan langkah langkah demikian halnya kondisi tersebut di RS Adul Moeloek propinsi lampung. Penelitian ini dirancang dengan desain korelasi bertempat di ruang rawat RSAM propinsi Lampung pada bulan November 2009 dengan populasi sebanyak 499 perawat dan diambil sampel secara random sejumlah 222 perawat. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel peringatan pencegahan terbukti berhubungan dengan tindakan pencegahan tertusuk jarum bekas injeksi. Sedangkan 3 variabel lain yaitu tingkat pengetahuan, petunjuk pencegahan dan pengalaman tertusuk jarum terbukti tidak berhubungan dengan kejadian tertusuk jarum bekas injeksi. Saran yang diberikan yaitu perawat harus memperhatikan peringatan tentang bahaya tertusuk jarum bekas injeksi dengan sebaik baiknya.
No other version available