Text
Perbedaan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali dan Kejadian Diare pada Daerah ROB dan Bukan ROB di Kota Semarang
Diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yan masih menjadi masalah kesehatan di Negara-negara berkembang. Dua factor dominan yang menyebabkan terjadinya diare yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya rob salah satunya adalah tercemarnya sarana abersih di masyarakat yaitu sumur gali. Incidence rate diare di Kelurahan Rejomulyo tahun 2007 85.21 per 10.000 penduduk dan di Kelurahan Pedalangan 76.56 per 10.000 penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas bakteriologi air sumur gali dan kejadian diare pada daerah rob di Keluarahan Rejomulyo dengan daerah bukan rob di Keluarahan Pedalangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode explanatory research dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian adalah air sumur gali dan responden yang menderita diare pada bulan Januari-Oktober 2007 di daerah rob 27 dan di daerah bukan rob 42 sampel. Hasil penelitian kandungan bakteriologi MPN coliform air sumur gali di daerahrob (**,9%) tidak memenuhi syarat karena total coliform antara 210-2400/100ml dan kejadian diare 23 (85.2%), sedang di daerah bukan rob 31 (73,8%) tidak memenuhi syarat karena total coliform antara 93-2400/100 ml dan kejadian diare 29 (69,0%). Maksimum kandungan total coliform yang diperbolehkan sesuai Permenkes Nomor: 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu sebesar 50/100 ml. Dengan menggunakan uji Mann whitney untuk perbedaan kual tas bakteriologi air sumur gali, kejadian diare, pengetahuan, dan sikap responden antara daerah rob dengan bukan rob didapatkan nilai p
No other version available