Text
Penanggulangan fasciolopsiasis melalui pemberian obat 2 (dua) setahun di Kabupaten Hulu Sungan Utara
Fasciolopsis pertama kali dilaporkan pada tahun 1982 di desa Sei Papuyu, Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan Infection Rate sebanyak 27 % dimana Infection Rate tertinggi 79,1% pada anak sekolah dengan diare sebagai manifestasi kliniknya. Sehingga sampel penelitian yang dipilih adalah anak-anak sekolah dasar sebagai masyarakat endemis Fasciolopsis buski di desa Kalumpang Dalam Kec. Babirik Kab. Hulu Sungai Utara. Penelitian ini merupakan penelitian dasar yang bersifat deskriptif observasional yang menitikbertakan pada insidensi Fasciolopsiasis dan pengobatannya selama 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada musim hujan dan musim kemarau. Hasil pemeriksaan tinja menunjukkan bahwa pada saat musim transmisi penularan Fasciolopsis buski lebih besar (8,26%) dimana didapatkan 7 orang posistif Fasciolopsiasis dari 7 orang positif Fasciolopsiasis dari 118 sampel. Pengobatan dilakukan langsung terhadap penderita Fasciolopsiasis tersebut berupa Prazilkuantel dengan dosis 30 mg/kg BB. Sedangkan pemeriksaan tinja pada musim kemarau menunjukkan adanya penularan kecacingan lain (8,91%) dan penularan Fasciolopsiasis yang cenderung menurun, yaitu ditemukan pada 2 orang anak dari 99 sampel (1,96%). Ada beberapa jenis telur cacing pada kecacingan lain yang berhasil ditemukan pada pemeriksaan tinja selain Fasciolopsis buski yaitu Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, dan Enterobius vermicularis. Pengobatan yang dilakukan pada kecacingan lain tersebut adalah berupa Albendazole dengan dosis 10 mg/kg BB
No other version available